Sabtu, 20 Desember 2025

MENANAM TANGGUNG JAWAB SEJAK DINI



 Program Bimbingan Pelajar di Jalan MI Ma’had Al Zaytun

MI Ma’had Al Zaytun terus berupaya menghadirkan pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kesadaran sosial pelajar. Salah satu ikhtiar nyata tersebut diwujudkan melalui Program Bimbingan Pelajar di Jalan, yaitu kegiatan pendampingan pelajar saat berangkat dari Asrama Persahabatan menuju sekolah di Gedung Pembelajaran Umar bin Khaththab, serta pendampingan saat pulang sekolah.
Program ini melibatkan pelajar kelas tertinggi, yakni kelas 5 dan 6, yang secara bergiliran bertugas membantu merapikan barisan, mengarahkan adik-adik kelas, serta menjaga ketertiban dan keselamatan selama perjalanan. Setiap harinya, tiga kelas ditugaskan sebagai petugas piket jalan, dengan pendampingan dan pengawasan langsung dari tiga orang guru.


Pendidikan Karakter di Ruang Nyata
Kepala Bagian Kesiswaan MI Ma’had Al Zaytun, Ustadzah Mursyidah Lathifah, S.E., menjelaskan bahwa pelibatan pelajar kelas tertinggi dalam kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat mendasar.
“Kegiatan bimbingan jalan dilaksanakan oleh pelajar kelas 5 dan 6 dengan tujuan menanamkan rasa tanggung jawab, kepedulian terhadap lingkungan sekolah, serta melatih kedisiplinan dan kepemimpinan pelajar dalam menjaga ketertiban dan keselamatan bersama, khususnya saat jam berangkat dan pulang sekolah.”

Melalui kegiatan ini, pelajar tidak hanya menerima aturan, tetapi belajar menjadi bagian dari penjaga keteraturan itu sendiri. Jalanan sekolah menjadi ruang belajar sosial, tempat nilai disiplin, empati, dan tanggung jawab dipraktikkan secara langsung.

Mengapa Kelas Tertinggi?
Pemilihan pelajar kelas 5 dan 6 sebagai petugas pembimbing jalan bukan tanpa alasan. Menurut Ustadzah Mursyidah, pelajar kelas tertinggi dinilai telah memiliki kesiapan yang lebih matang.
“Pelajar kelas tertinggi dinilai telah memiliki kedewasaan, pemahaman aturan sekolah, serta kemampuan fisik dan mental yang lebih siap. Selain itu, mereka dapat menjadi teladan bagi adik kelas dalam sikap disiplin, tanggung jawab, dan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.”
Dengan demikian, program ini juga berfungsi sebagai proses kaderisasi kepemimpinan, di mana pelajar belajar memimpin bukan dengan perintah, tetapi dengan keteladanan.


Evaluasi sebagai Budaya Belajar
Usai melaksanakan tugas pembimbingan di jalan, para petugas dari kelas tertinggi mengadakan evaluasi bersama guru pembimbing di depan Gedung Pembelajaran Umar bin Khaththab. Evaluasi ini menjadi ruang refleksi untuk membahas hal-hal yang sudah berjalan baik, kendala yang ditemui, serta sikap yang perlu diperbaiki ke depan.
Budaya evaluasi ini menegaskan bahwa setiap tugas adalah proses belajar, bukan sekadar rutinitas.

Harapan Jangka Panjang
Melalui Program Bimbingan Pelajar di Jalan, MI Ma’had Al Zaytun berharap dapat:
Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, aman, dan kondusif
Menumbuhkan kesadaran berlalu lintas dan keselamatan sejak dini
Membentuk pelajar yang peduli, disiplin, dan bertanggung jawab
Membekali pelajar dengan nilai-nilai sosial yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat
Program ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter tidak selalu harus disampaikan di dalam kelas, tetapi dapat tumbuh kuat melalui praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup
Sejalan dengan motto Al Zaytun, “Menanam Kesadaran, Menumbuhkan Kemanusiaan”, program bimbingan pelajar di jalan ini menjadi sarana efektif untuk menanamkan kesadaran sosial sekaligus menumbuhkan rasa kemanusiaan sejak usia dini. Dari langkah-langkah kecil di jalan sekolah, tumbuh pribadi-pribadi besar yang siap menjaga keteraturan, keselamatan, dan kebersamaan di tengah masyarakat.

Oleh: Mochamad Iqbal Aulia, S.Sos. Kepala MI Ma'had Al Zaytun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar